my best friend!

my best friend!

Wednesday, March 9, 2011

neraca bank

Penyesuaian Provisi Tahan Laba BII
Sepanjang tahun lalu, emiten perbankan nasional, PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), membukukan pendapatan operasional sebelum beban provisi sebesar Rpl,5 triliun. Angka ini mengalami kenaikan signifikan sebesar 45% dibandingkan Rpl triliun pada periode yang sama tahun 2008.

neraca

Secara keseluruhan setelah dikonsolidasian dengan perolehan anak usahanya, pendapatan operasional BII (sebelum beban provisi) juga tercatat naik 17% dari Rpl,5 triliun pada 31 Desember 2008 menjadi Rp 1,7 triliun pada 31 Desember 2009. Peningkatan pendapatan ini juga diiringi oleh kenaikan portofolio kredit perseroan pada akhir tahun lalu yang mencapai Rp39,6 triliun. Angka ini tumbuh 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Hanya saja, laba bersih BII pada akhir tahun ini tertahan oleh penyesuaian beban provisi perseroan. Hal ini setelah manajemen BH, sesuai dengan surat Bank Indonesia (BI) tanggal 25 Januari 2010, memutuskan untuk melakukan penyesuaian atas saldo penyisihan kerugian atas kredit. Selain itu BII juga membuat kebijakan untuk mengakui secara retroaktif kewajiban atas imbalan kerja karyawan jangka panjang yang sebelumnya tidak pernah dicadangkan, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 25.

Tak pelak, kebijakan tersebut berdampak pada kinerja laba bersih perseoan. BII pun mencatat kerugian sebesar Rp41 miliar untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2009. Namun, beban provisi BII ini tidak berdampak pada pendapatan Maybank Group. Hal ini karena karena beban provisi tersebut telah dicatat di laporan keuangan Maybank Group untuk periode 30 September 2008.

Akan tetapi, secara keseluruhan, kinerja BII relative membaik karena mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rpl80 miliar pada kuartal ketiga 2009 dan membukukan laba bersih sebesar Rpl42 miliar pada kuartal keempat 2009.

Nasabah Meningkat Di sisi lain, BII mencatatkan peningkatan simpanan nasabah sebesar 9% dari Rp43,5 triliun pada Desember 2008 menjadi Rp47,3 triliun pada Desember 2009, dengan komposisi rasio CASA mencapai 43% dari total simpanan nasabah. Per 31 Desember 2009, rasio LDR BII adalah sebesar 78,11 %.

Meningkatnya pendanaan tersebut ikut membantu pertumbuhan pendapatan bunga bersih BII menjadi sebesar 13% menjadi Rp3,l triliun pada 31 Desember 2009 dari Rp2,8 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun pendapatan non bunga (fee based income) BII mencapai Rpl,7 triliun pada 2009 didukung oleh keuntungan dari transaksi mata uang asing, remittance serta fee jasa lainnya. Sementara rasio NPL gross per Desember 2009 sebesar 2,39%, dan NPL bersih sebesar 1,57%. Sedangkan CAR dengan memperhitungkan risiko kredit sebesar 14,83%.

Di sisi lain, anak usaha perseroan, PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOM) mencatat laba bersih sebesar Rp60,7 miliar per 31 Desember 2009 atau naik 193% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perbaikan berkelanjutan pada portofolio WOM tercermin pada perbaikan NPL yang terkelola dengan baik di bawah 3% pada 31 Desember 2009. "Tahun 2009 merupakan tahun kembalinya WOM. Kerja keras dalam menyelaraskan proses front end dan back end, memperbaiki proses collection, manajemen risiko yang ketat, memperbaiki proses originasi kredit, dan meng-upgrade infrastruktur teknologi untuk sistem inti secara online telah menunjukkan hasil yang positif saat ini," simpul Ridha Wi-rakusumah, Presiden Direktur BII, di Jakarta.

sumber: http://bataviase.co.id/node/91572

No comments:

Post a Comment